MUsi Rawas,PB – Dalam upaya melestarikan dan mempertahankan permainan masyarakat, Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kabupaten Musi Rawas (Mura), Sumatera Selatan (Sumsel) menggelar festival olahraga rekreasi masyarakat, Kamis (2/11/2023).
Kegiatan yang dipusatkan di Taman Beragam Muara Beliti tersebut bekerjasama dengan Komite Olahraga Masyarakat Indonesia (KORMI) Musi Rawas.
Dalam festival tersebut, ada beberapa jenis perlombaan yang dimainkan, mulai dari engrang, bakiak untuk tingkat pelajar, gaple untuk masyarakat dan OPD serta festival layang-layang.
Kepala Dispora Mura, Adi Winata mengatakan dalam momen yang bersamaan, selain festival olahraga rekreasi masyarakat, juga dilaksanakan Festival Lan Serasan Sekantenan yang dilaksanakan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar).
“Kemudian juga ada pameran stand pembangunan dari masing-masing OPD.”
“Kegiatan ini dilaksanakan selama tiga hari ke depan,” kata Adi Winata Kamis (2/11/2023).
Dalam festival olahraga rekreasi masyarakat tersebut, lanjut Adi Winata, ada beberapa jenis permainan yang diperlombakan, yakni bakiak, engrang, festival layang-layang dan juga sepeda hias.
“Khusus untuk lomba bakiak dan engrang ini diperuntukan bagi pelajar perwakilan 14 kecamatan, termasuk juga gaple.”
“Kalau yang layang-layang dan sepeda santai untuk umum,” jelasnya.Ditambahkan Adi Winata, dipilihnya lomba-lomba tersebut, khususnya bakiak dan engrang, bertujuan untuk mempertahankan permainan jadul agar tetap terlestarikan dan dikenal masyarakat.
“Ini salah satu olahraga yang sudah lama dilupakan, murah meriah, bisa meningkatkan kegembiraan dan juga kreativitas.”
“Karena mereka membuat engrang sendiri sesuai ukuran,” ungkapnya.Lebih lanjut Adi Winata menjelaskan, dengan dilaksanakannya lomba-lomba tersebut, diharapkan masyarakat kembali mengenal permainan jadul hingga ke anak cucu ke depan.
“Untuk pemenang akan mendapat piagam, tropi dan uang pembinaan.””Ini salah satu olahraga yang sudah lama dilupakan, murah meriah, bisa meningkatkan kegembiraan dan juga kreativitas.”
“Karena mereka membuat engrang sendiri sesuai ukuran,” ungkapnya.
Lebih lanjut Adi Winata menjelaskan, dengan dilaksanakannya lomba-lomba tersebut, diharapkan masyarakat kembali mengenal permainan jadul hingga ke anak cucu ke depan.
“Untuk pemenang akan mendapat piagam, tropi dan uang pembinaan.””Sebagai bentuk motivasi bagi para pemenang agar kedepan kembali berlatih,” tutupnya.
Sementara itu, Suhendro salah seorang juri dalam lomba bakiak dan engrang tersebut mengatakan, dalam lomba ini yang dinilai hanyalah kecepatan untuk mencapai garis finis.
“Kecepatan yang dinilai, tapi kalau yang jatuh dianggap gagal.”
“Untuk jumlah peserta sebanyak 18 orang dari 14 kecamatan,” tutupnya.(*)