BandarLampung,PB-Program Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM) merupakan program yang diinisiasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) untuk semua mahasiswa di Indonesia agar dapat membuat pengalaman belajar di kampus lain selama satu semester.
Universitas Lampung (Unila) selalu mewadahi mahasiswanya untuk berbagai kesempatan yang tersedia, salah satunya program PPM. Hal tersebut dimanfaatkan dengan baik oleh Amanda Putra Febriansyah, mahasiswa Fakultas Hukum Unila. Ia mengikuti program PMM di Universitas Gajah Mada (UGM), Yogyakarta.
Mahasiswa yang kerap disapa Putra itu mengikuti program PMM batch empat 2024, berawal dari informasi yang didapatkan lewat laman media sosial TikTok, kemudian ia membuat akun di website PMM dan mengisi data diri, serta mengikuti dua tes, yaitu tes survei kebhinekaan dan Value Clarification Test (VCAT).
Ia mengatakan, hal terpenting yang perlu dipersiapkan dalam mengikuti PMM adalah mengikuti semua prosedur alur seleksi dan dengan teliti menyesuaikan data diri, serta kelengkapan berkas yang valid sesuai persyaratan, kemudian mempersiapkan diri semaksimal mungkin dalam mengerjakan tes.
Putra memulai safari ke UGM sejak 12 Februari 2024. Alasan mengikuti PMM ke UGM karena ingin merasakan berkuliah di kampus top tiga di Indonesia dan ingin merasakan atmosfer perkuliahan baru, serta mengetahui sejarah, kebudayaan, kebiasaan yang ada di Yogyakarta, melalui rangkaian kegiatan yang disebut modul nusantara.
PMM yang diikuti Putra di UGM tentu dilalui dengan berbagai kegiatan menarik. Terdapat kegiatan akademik dalam pembelajaran di kampus, serta kegiatan modul nusantara. Dalam pelaksanaannya, modul nusantara membagi mahasiswa dalam beberapa kelompok terdiri dari mahasiswa seluruh penjuru tanah air untuk mempelajari dan mengeksplorasi sejarah, kebudayaan, dan tradisi, serta kebiasaan di Yogyakarta.
Dalam modul nusantara, Putra juga berkesempatan mengunjungi Diorama Arsip, yaitu tempat wisata yang menampilkan arsip sejarah Yogyakarta, dengan menggunakan perpaduan arsip, seni, dan teknologi, untuk memperkenalkan kepada generasi muda sejarah terbentuknya Daerah Istimewa Yogyakarta.
Di akhir program PMM, Putra berkesempatan melaksanakan kegiatan kontribusi sosial. Kendala tentu saja silih berganti datang, salah satunya culture shock yang ia dapatkan sekaligus sedikit kesulitan karena perbedaan bahasa dan kebudayaan. Namun, mahasiswa penyuka olah raga voli tersebut merasa senang karena bisa mempelajari banyak hal baru.
Selain itu, ia harus belajar lebih giat karena mengambil lintas jurusan di tiga fakultas lain, yaitu Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, serta Fakultas Psikologi. Program PMM memberikan kesan indah yang membekas bagi Putra, ia tidak lupa mengapresiasi diri sendiri karena berani keluar dari zona nyaman.
Putra juga mengapresiasi Unila atas kesempatan yang diberikan kepadanya dan mengajak mahasiswa Unila lainnya untuk ikut program PMM di kesempatan selanjutnya.
“Kapan lagi kita bisa mencicipi pengalaman berkuliah di kampus yang berbeda, sambil safari mengeksplorasi kebudayaan kalau buka di program PMM. Jangan pernah takut untuk keluar mencari pengalaman baru, tidak ada yang mustahil dalam menggapai impian. Walaupun UGM adalah kampus impianku, tapi Unila tetap jadi pemenangnya,” ujar Putra.
Mahasiswa penyuka warna navy tersebut berharap, lewat program ini ia dapat meningkatkan kualitas diri dan menjalin relasi seluasnya dengan rekan-rekan sejawat PMM dari sabang sampai merauke. Ia juga berharap, program PMM bisa lebih baik dan semakin banyak diikuti mahasiswa Unila.