Teknik Kimia Kenalkan Produk Eco Enzyme di PRL 2024

Bandar Lampung,PB- Program Studi Teknik Kimia Universitas Lampung ( Unila ) Teknik (FT ) meluncurkan produk inovasi eco enzim di stand Unila pada Pekan Raya Lampung (PRL) Fakultas 2024 yang berlangsung sejak 30 Mei hingga 2 Juni 2024 di PKOR Wayhalim, Bandar Lampung.

Eco enzim merupakan hasil fermentasi bahan-bahan atau limbah organik yang selama ini belum dimanfaatkan secara maksimal. Dengan ilmu pengetahuan dan teknologi, limbah organik kini dapat diolah menjadi produk inovatif seperti eco enzim.

Eco enzim dihasilkan dari fermentasi dengan bahan dasar gula atau tetes tebu sebagai katalisator, serta limbah organik seperti kulit jeruk atau limbah kulit buah yang dicampur dengan air hujan. Campuran ini disimpan dalam wadah kedap udara selama tiga bulan.

Setelah tiga bulan, cairan serbaguna eco enzim terbentuk. Eco enzim dapat digunakan sebagai pembersih lantai, cairan cuci piring, bahkan bisa digunakan untuk mandi. Dalam pembuatannya, terdapat batasan konsentrasi ambang batas untuk memastikan produk yang aman bagi tubuh dan produk yang hanya diperuntukkan sebagai pembersih.

Erwanto, S.Si., MT, menyatakan bahwa saat ini orientasi produk eco enzim belum mengarah pada nilai ekonomis karena produk ini merupakan hasil penelitian kampus. Namun, jika ada peluang di masa depan, Unila dapat memproduksi eco enzim dalam skala lebih besar sebagai mediator agar produk ini sampai ke masyarakat.

Produk eco enzim juga bertujuan untuk mengedukasi masyarakat bahwa limbah di sekitar kita, yang biasanya hanya dianggap sebagai bahan buangan, sebenarnya bisa menjadi produk bernilai ekonomis jika kita tahu cara mengolahnya dan teknologi yang digunakan.

Produk eco enzim adalah produk ramah lingkungan yang diangkat oleh Program Studi Teknik Kimia. Produk ini mencerminkan bahan dan alat yang mudah ditemukan serta pembuatannya yang tidak sulit sehingga bisa dijadikan bahan praktikum atau pembelajaran bagi siswa.

Tantangan dalam pembuatan produk ini termasuk upaya mendapatkan bahan-bahan kimia yang memerlukan izin tertentu. Erwanto berharap produk eco enzim ini dapat mengedukasi mahasiswa Teknik Kimia dan mahasiswa rumpun saintek dalam memaksimalkan sumber daya yang ada.

“Kita bisa memaksimalkan bahan-bahan yang ada di lingkungan sekitar yang awalnya hanya limbah tak berarti, namun bisa menjadi sesuatu yang bermanfaat. Saya berharap dengan adanya penelitian atau penelitian produk seperti ini, produk yang masih terlihat sederhana bisa diperbarui kemasannya sehingga lebih menarik perhatian masyarakat,” pungkas Erwanto.(red)

Related Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

[td_block_social_counter style="style8 td-social-boxed td-social-font-icons" tdc_css="eyJhbGwiOnsibWFyZ2luLWJvdHRvbSI6IjM4IiwiZGlzcGxheSI6IiJ9LCJwb3J0cmFpdCI6eyJtYXJnaW4tYm90dG9tIjoiMzAiLCJkaXNwbGF5IjoiIn0sInBvcnRyYWl0X21heF93aWR0aCI6MTAxOCwicG9ydHJhaXRfbWluX3dpZHRoIjo3Njh9" custom_title="Stay Connected" block_template_id="td_block_template_8" f_header_font_family="712" f_header_font_transform="uppercase" f_header_font_weight="500" f_header_font_size="17" border_color="#dd3333"]

ARTIKEL TERBARU