Bandar Lampung,PB- Program Studi (Prodi) Pendidikan Seni Tari Universitas Lampung ( Unila ) mengadakan revitalisasi seni tari dengan tema “ Trial On … Part 1″ di Taman Budaya Provinsi Lampung, pada Kamis, 13 Juni 2024.
Kegiatan ini merupakan bentuk praktik pengambilan nilai ujian akhir semester (UAS) mata kuliah koreografi nontradisi bagi mahasiswa prodi pendidikan seni tari angkatan 2021.
Revitalisasi seni tari ini menghadirkan beberapa dosen dari Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Unila, praktisi tari kontemporer asal Surabaya Puri Senjani Apriliani S.Pd., M.Sn., dan para penonton.
Terdapat tiga tarian kontemporer yang ditampilkan. Tarian ketiga tersebut bertajuk “Maha”, “In Cycle”, dan “Perkiasari”. Tarian ketiga tersebut ditampilkan secara berurutan dengan pesan berbeda-beda.
“Maha” adalah sebuah tarian kontemporer yang berkisah tentang keluh kesah seorang mahasiswa untuk mencapai gelarnya. Banyak perasaan yang dialami dalam proses tersebut, seperti sedih, gembira, bingung, bahkan membuat siswa depresi. Akan tetapi, di balik itu semua siswa tetap bertahan demi masa depan dan orang tua.
“In Cycle” adalah sebuah tarian kontemporer berkisah tentang proses terjadinya menstruasi yang sering dialami para wanita. Proses terjadinya menstruasi adalah proses melelahkan bagi wanita, namun terkadang masih disepelekan berbagai pihak.
“Perkiasari” adalah sebuah tarian kontemporer berkisah mengenai dua sisi yang ada dalam diri wanita, yakni sisi feminin dan sisi maskulin. Terkadang ada anggapan wanita hanya boleh melakukan kegiatan yang bersifat feminin, padahal juga terdapat sisi maskulin dalam diri wanita.
Menurut Goesthy Ayu Mariana Devi selaku dosen pengampu mata kuliah koreografi nontradisi, mahasiswa-mahasiswi Prodi Pendidikan Seni Tari Unila tidak boleh hanya dididik untuk menjadi seorang guru. Mereka juga perlu belajar dan dipersiapkan menjadi koreografer di masa mendatang. Oleh karena itu, kegiatan ini dilaksanakan.
Untuk mempersiapkan kegiatan ini, para siswa menghabiskan waktu sekitar tiga bulan. “Mulai dari penyusunan konsep hingga eksekusi pada malam hari ini,” ungkap Made Rinesti Aqila selaku ketua pelaksana.Kegiatan ini diharapkan menjadi motivasi bagi mahasiswa agar terus menghasilkan karya yang indah dan spektakuler untuk disajikan kepada masyarakat, serta dapat menjadi salah satu media pelestarian kesenian tari di Indonesia.(red)
