Bandar Lampung- Universitas Lampung (Unila) kembali mencetak prestasi dengan menerima ulasan positif dalam closing meeting rangkaian on-site visit akreditasi internasional FIBAA bagi cluster Fakultas Hukum (FH) dan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP).
Hal itu disampaikan secara daring oleh Prof. Dr. Gabriel Lentner dari University for Continuing Education Krems, selaku perwakilan FIBAA, pada Kamis malam waktu setempat, 7 November 2024.
Kegiatan yang berlangsung di ruang sidang utama ini dihadiri jajaran pimpinan Unila, antara lain Wakil Rektor Bidang Akademik, Wakil Rektor Bidang Umum dan Keuangan, Wakil Rektor Bidang Perencanaan, Kerja Sama, dan TIK, Ketua LP3M, Ketua LPPM, Dekan FH, Dekan FISIP, Direktur Pascasarjana, dan unsur terkait lainnya.
Kepala Pusat Akreditasi Nasional dan Internasional LP3M Unila Priambodo, M.Sc., menyampaikan, FIBAA memberikan penilaian impresif terhadap pelaksanaan on-site visit akreditasi ini.
“Penilaian dari FIBAA mengindikasikan hal positif bagi institusi kita. Bila ada catatan bersifat administratif, itu pun mudah diperbaiki. Panel FIBAA juga merekomendasikan peningkatan kerja sama internasional Unila di masa mendatang,” jelasnya.
Priambodo juga mengungkapkan, draf laporan akreditasi akan diterima dua minggu ke depan dan ditindaklanjuti sebelum keputusan resmi FIBAA pada Maret 2025, dengan sertifikat akreditasi dijadwalkan terbit pada April 2025.
Wakil Rektor Bidang Akademik Unila Prof. Suripto Dwi Yuwono mengungkapkan rasa terima kasih atas dedikasi dan profesionalisme tim FIBAA selama proses akreditasi ini.
“Unila berterima kasih atas wawasan tak ternilai yang diberikan FIBAA. Pengalaman ini sangat intens dan menginspirasi kami. Unila mendapat kehormatan untuk mempresentasikan program sarjana, magister, dan doktor hukum, serta sarjana sosiologi kami kepada FIBAA sebagai lembaga akreditasi internasional terkemuka,” ujarnya.
Dwi Suripto menegaskan, akreditasi adalah perjalanan komitmen, melibatkan seluruh lapisan komunitas akademis Unila. Persiapan dan dedikasi tinggi ditunjukkan fakultas, staf, dan mahasiswa selama proses ini, yang semakin memperlihatkan standar kualitas yang dipegang Unila.
Ia juga menyampaikan apresiasi kepada seluruh pihak yang telah berkontribusi dalam mencapai keberhasilan ini. Proses akreditasi ini juga memberi Unila kesempatan untuk memperoleh masukan konstruktif dari FIBAA terkait peningkatan program akademik, desain kurikulum, dan layanan mahasiswa.
“Pengamatan dan rekomendasi FIBAA sangat berharga, menjadi peta jalan bagi kami untuk terus meningkatkan kualitas, mulai dari penyelarasan proses pengajaran dengan standar internasional hingga penyempurnaan mekanisme jaminan mutu,” lanjutnya.
Dengan komitmen terhadap peningkatan kualitas berkelanjutan, Unila semakin percaya diri untuk menyediakan pendidikan kelas dunia.
“Akreditasi dengan FIBAA tidak hanya meningkatkan kredibilitas Unila di tingkat nasional tetapi juga mengukuhkan reputasi kami di panggung global, mendorong mobilitas mahasiswa, dan memperkuat jaringan kolaborasi internasional,” tambahnya.
Sebagai penutup, Dwi Suripto menyampaikan, keberhasilan akreditasi ini bukan akhir, melainkan awal dari babak baru bagi Unila dalam mencapai prestasi yang lebih tinggi di bidang pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat.
Ia mengajak seluruh komunitas akademis untuk terus berkolaborasi demi membangun Unila sebagai institusi pendidikan yang berdaya saing global. Dengan capaian ini, Unila semakin optimistis untuk terus melangkah maju, berinovasi, dan menjadi institusi yang berkontribusi positif bagi masyarakat luas.
Pada kegiatan ini, perwakilan FIBAA yang turut hadir secara daring melalui zoom meliputi akademisi dan praktisi dari berbagai universitas ternama dunia di antaranya, Prof. Dr. Gabriel Lentner, University for Continuing Education Krems, Prof. Dr. Jan Friedrich Bruckermann, University of Applied Sciences for Economics and Management -FOM Cologne Site.
Selanjutnya, Dr. Kamaludeen Mohamed Nasir, Nanyang Technological University Singapore, Rana Öztürk, Professional Practice of Bern University, Ahmad Bunyan Wahib, Country Expertise from Faculty of Sharia and Law UIN Sunan Kalijaga, Edgar Wienhausen, Student Representative from Free University of Berlin.(rilis)